Tanpa petunjuk, kita tidak dapat berjalan lurus. Tanpa tau arah pulang so gak kan sampai di rumah. Kalau gitu bertanyalah ma orang di sekitarmu. Tapi tau gak seee, gue tipe orang yang sangat-sangat malu bertanya ma orang yang gak kenal. Begitulah yang gue alami semalam sepulang dari Mall Metropolitan (MM) di kota tempat tinggal gue.
Liburan panjang semester ini bikin gue bener-bener sumpek tinggal di kosan. So, suatu sore (tepatnya kemarin sore) gue memberanikan diri hangout sendiri. Mula-mula semuanya berjalan dengan lancar. Gue berangkat ke MM nebeng ma teman se-geng gue (Abang Persident) yang kebetulan mau ke Jakarta dan kebetulan juga lewat jalan samping MM. Dengan pede-nya tanpa helm kita berangkat. Melewati perempatan pertama, kita cuekin aja tuh Pak Polisi, perempatan kedua juga. Perempatan ketiga (tol timur) kayaknya Pak Polisinya agak sedikit serem. So, gue turun dari motor and jalan kaki melewati Pak Polisi tersebut. Di depan jalan sana Abang Persident dah nungguin gue. Hm, aman aman aman. Melewati perempatan berikutnya, kayaknya Abang Persident agak sedikit panik. Karena dari kejauhan sana, seorang Pak Polisi dah ngeliatin aja. Akhirnya gue pengen turun dari motor dengan cepat karena kayaknya kita dah ketahuan. Eh, tiba-tiba aja celana gue nyangkut di motor. tapi untunglah, motornya belum jalan. Hampir aja gue akan keseret-seret.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpUVpW1kIoIcIEGaYzHlgznEyWclre8dLja6tgBeGlBhDkGH6S3NxVRSml7QKwIwBQ7TTCpEy3igOc5_AXYX55PJUZh1yEbWZXNR4yqcOMnvk_fi0940YM-Ne_FrkiE18kn2FCgUESQBM/s200/jalan.jpg)
Gue melanjutkan langkah gue menuju Gramedia di Lantai 4 MM. Wah, begitu banyak buku yang menarik. Gue sampai bingung pilih yang mana. Setelah lama mencari, akhirnya gue masih aja bingung. Padahal dah mau magrib. Ya sudahlah, gue pulang aja. Mungkin lain kali gue akan balik ke sini buat beli beneran buku. Gue pun keluar dari MM menuju halte. Tapi, rasa-rasanya gue agak lapar karena belum makan siang. So, gue mampir ke penjual somay. Sambil makan somay, gue menikmati suasana itu. Angin semilir bertiup ke arah gue lagi. Sekali lagi gue tegaskan, gue benar-benar merasa kayak lepas dari kandang.
Sekarang saatnya gue pulang. Gue tarik nafas dalam-dalam. Gue agak gugup, karena gue baru menyadarinya bahwa ternyata gue gak tau jalan pulang. Akhirnya gue duduk bengong sejenak, berusaha mengingat kembali jalan pulang (karena sebelumnya, gue dah pernah lewat jalan ini kok). Gue coba sms teman-teman, siapa tau ada yang bisa bantu. Tapi ternyata,,...ya sudahlah. Kembali gue memikirkan nasib gue yang sungguh mengkhawatirkan. Seorang ibu-ibu berdiri di samping gue. Dia sedang nunggu angkot yang entah tujuan ke mana. Hm, gimana kalau gue nanya dia aja?.(tapikan gue malu bertanya). Ya sudahlah, gue urungkan niat untuk bertanya. Kembali lagi gue memikirkan nasib gue yang sungguh-sungguh mengkhawatirkan. Waktu terus berjalan, malam semakin larut. Sedikit demi sedikit gue kumpulkan keyakinan gue memberanikan diri untuk pulang, sambil berdoa kepada Allah. Ya Allah, berilah petunjuk. Ya, gue pun berdiri sambil menarik nafas dalam-dalam. Tampak angkot dengan kode 02 datang. Gue pun langsung naek aja. Selama perjalanan, gue sungguh harap-harap cemas. Tak terbayangkan, apakah malam ini gue dapat tidur di kasur empuk gue yang ada di kosan?
Teringat akan sahabat gue yang bernama Sukasta. Gue sms dia, mungkin dia bisa bantu gue. Hm, ternyata dia memberikan solusi berupa, bertanyalah pada supir angkotnya. tapi kan gue malu bertanya. dan dia bilang berarti sesat di jalan. Huuu, gue akan sesat beneran nih. Angkot yang membawa gue pun semakin jauh berjalan, gue semakin takut jangan-jangan gue akan nyasar lebih jauh. Oleh karena itu, gue stop di sini aja. Tanpa tau di daerah mana kaki gue sedang berpijak. Gue berusaha mencari petunjuk (menghindari bertanya pada orang lain). Syukurlah sebuah papan petunjuk menunjukkan ke arah Bulak Kapal (arah menuju rumah gue). Gue agak sedikit lega (makasih ya Allah). Gue pun segera mengabarkan ke sahabat gue bahwa gue berada di daerah tersebut. Tanpa basa-basi, sahabat gue itu langsung saja menuju lokasi di mana gue berdiri. Ya, dia akan jemput gue. Ah, bersyukur banget ni. Meskipun kayaknya gue gak nyasar-nyasar banget, tapi sahabat gue dah mau jemput. Terima kasih ya Allah. Akhirnya All is Well.
0 komentar:
Post a Comment
tinggalkan komentar untuk postingan di atas.